Tittle : Lee Twins
Author : Nurul Aidha a.k.a AidhaKim
Main cast : 1. Lee Jong Hyun a.k.a Jong Hyun C.N Blue
2. Lee
Ji Yeon a.k.a readers
3. eomma & appa Lee
Support cast : 1. Lee Eun Ji
2. Na Hyun Jin
3. Kim Myung soo Infinite
Leght : Twoshot
Genre : Family, Sad,
maybe
Twitter :
@AidhaKim
Akhirnya saya kembali dengan chapter2 dari epep ini, dan itu artinya di
part ini akan end.
Selamat membaca, dan jangan lupa RCL ;)
Jonghyun pov
“dengan berat hati saya harus beri tahukan kepada anda bahwa sebenarnya
putri anda mengidap penyakit Leu Kimia” jelas dokter
“mwo? Anda jangan mengada2 selama ini putri saya terlihat sangat
sehat”
Seketika aku merasa dunia ini hancur mendengar penuturan dokter di balik
pintu.
Nafasku serasa sesak saat ini, jiyeon yang terlihat baik-baik saja ternyata
menderita penyakit seperti itu.
Entah keberanian dari mana, aku dapat membuka pintu ruangan dokter ini
kulihat appa dan dokter itu kaget akan
kehadiranku disini
“jonghyun, apa yang kau lakukan disini?” tanya appa
“appa.. benarkah yang dikatakan dokter itu tadi?” tanpa menjawab pertanyaan
appa, aku balik bertanya
“benar nak, dongsaengmu mungkin tak dapat bertahan lebih lama lagi” jawab
appa lemas disertai anggukan dari sang dokter
“itu tak mungkin appa, jiyeon tak mungkin segera pergi.!!”
“itu mungkin saja jika ada orang yang bersedia mendonorkan sum-sum tulang
belakangnya untuk jiyeon” ucap dokter itu
“kalau begitu aku bersedia.!!” Kataku bersemangat, aku tak peduli resikonya
jika aku melakukan ini, sekarang yang terpenting adalah jiyeon, aku ingin dia
sehat kembali seperti sebelumnya.
“tapi itu akan membuatmu pergi..” jawab dokter
“aku tak peduli.! Asalkan uri jiyeonie baik-baik saja, aku rela mati untuk
dongsaengku”
“Lee Jonghyun.!!! Apa yang kau katakan eoh?” bentak appa sambil menarik
kerah bajuku
“appa tau kau sangat menyayangi dongsaengmu, tapi appa juga tak bisa
membiarkan kau melakukan ini” lanjutnya dengan nada yang lebih rendah dari
sebelumnya
“ku mohon appa, selama ini aku tak pernah melakukan sesuatu yang baik untuk
jiyeon, ini kesempatan yang baik untukku menunjukan padanya bahwa aku sangat
menyayanginya appa, aku mohon” mohonku pada appa seraya berlutut padanya
Author pov
“ku mohon appa, selama ini aku tak pernah melakukan sesuatu yang baik untuk
jiyeon, ini kesempatan yang baik untukku menunjukan padanya bahwa aku sangat
menyayanginya appa, aku mohon” mohon jonghyun pada appa seraya berlutut pada
appa
“kita bicarakan dulu dengan eommamu, jangan sampai jiyeon tau” ucap appa
Mendengar itu sang dokter mengangguk pertanda ia setuju
“kita harus memeriksa dulu kecocokan sum-sum tulang belakangmu dengan milik
jiyeon” ucap sang dokter.
Setelah itu jonghyun dan appa kembali keruangan jiyeon,
“appa ..” sapa jiyeon senang karena baru melihat appanya.
“nde~chagiya, appa disini” ucap appa seraya mendekati putrinya itu
“appa dan oppa dari mana eoh?” tanya jiyeon
“mbb~oppa dan appa habis dari luar sebentar saeng J”
jawab jonghyun dengan senyum yang dipaksakan, mengingat apa yang kini tengah
terjadi pada dongsaeng tersayangnya itu
“oh ne, appa kata dokter kapan aku boleh keluar dari sini? Aku bosan L”
“kau kan baru bangun chagi, nanti juga jika dokter sudah mengijinkan kau
pasti pulang.” Jawab eomma
“ne yeonie, bersabarlah” jonghyun mengiyakan ucapan sang eomma.
Jonghyun pov
‘kau tenang saja yeonie, kau pasti akan segera pulang’ batinku
Kulihat appa berbisik pada eomma dan kemudian mengajaknya keluar, kurasa
appa akan membicarakan hal tadi pada eomma.
Author pov
Appa dan eomma Lee keluar dari ruangan jiyeon, appa Lee memberitahukan
tentang penyakit yang tengah di derita
jiyeon kini dan tindakan yang akan di lakukan jonghyun,
Awalnya eomma Lee tidak menyetujui rencana jonghyun, tapi pada akhirnya ia
menyetujui itu.
--skip—
Dua hari kemudian, hari ini adalah hari pemeriksaan sum-sum tulang belakang
jonghyun, dan hasilnya sum-sum tulang
belakang mereka cocok.
Disatu sisi jonghyun sangat bahagia karena ia dapat menyelamatkan
dongsaengnya, tapi disisi yang lain ia juga masih ingin bersama dongsaengnya.
Namun ia tetap bertekad untuk melakukan operasi demi jiyeon.
Jiyeon pov
Aku sudah tahu semuanya, aku mengidap penyakit yang mematikan, tapi aku
bersyukur karena aku dengar dari eomma bahwa ada orang yang bersedia
mendonorkan sum-sum tulang belakangnya untukku meskipun sampai saat ini aku
tidak tahu siapa orangnya, siapapun dia aku sangat berterima kasih pada orang
tersebut dia rela mengorbankan dirinya untukku.
Hari ini sabtu sore, oppa ku –Lee jonghyun- mengajakku jalan-jalan ditepi
sungai han,
Aku tidak mengerti bagaimana caranya dia bisa mendapat ijin dari dokter
untuk membawaku keluar dari RS.
Akh~aku tak peduli itu, yang penting sekarang aku ada disini dengan oppaku
hari ini dia sangat baik membelikan ku banyak sekali barang-barang dan makanan
kesukaanku J
dia juga menuruti semua keinginannku hari ini, andai saja oppa seperti ini
setiap hari aku pasti senang sekali J
“oppa~” panggilku padanya yang duduk disampingku
“ne~yeonie ada apa?” jawabnya tanpa melihatku
“kenapa oppa aneh sekali hari ini eoh?”
Dia menatapku sangat lekat tak langsung menjawab “hhh~”
Lama ia terdiam setelah menghela nafas yang terdengar sangat berat, seperti
tengah ada masalah yang ia hadapi kini
“memangnya tidak boleh? Aku hanya ingin kau punya kenangan manis dengan
oppamu ini” katanya kembali menatap lurus kearah sungai han
“aku bosan yeonie~ya, aku bosan jadi oppa yang cuek padamu” lanjutnya
“ish~kau sangat aneh oppa, ucapanmu memusingkan” kataku kesal, aku tak
mengerti dengan semua ucapannya barusan
Jonghyun pov
Pertanyaanmu
saeng, aku tak tau harus menjawab apa .
Aku takut yeonie kau tahu? Aku sangat takut
meninggalkanmu.
Ini hari terakhir aku dapat menghabiskan waktu di sabtu
sore bersamamu, kau dongsaeng yang sangat aku sayangi, aku sungguh tak sanggup
meninggalkanmu tapi aku juga tak bisa membiarkanmu pergi dan menahan sakit itu
lebih lama.
Besok aku dan jiyeon akan melaksanakan operasi, ia tak
tau dan jangan sampai ia tau bahwa akulah pendonor itu.
--skip—
Minggu 2 Desember 2012 ..
Tanggal ini akan tercantum dibatu nisan seorang Lee Jong
Hyun,
Aku sudah siap hari ini aku siap menukar nyawaku dengan
jiyeon, aku kini sudah berada di ruang operasi menunggu jiyeon .
Author pov
Kini Lee bersaudara sudah berada diruang operasi, dan
operasi segera dilakukan ..
Orang tua mereka menunggu dengan perasaan gelisah
berharap nyawa kedua anak mereka dapat terselamatkan, eomma tak henti-hetinya
berdo’a untuk kedua anaknya, meskipun ia tahu bahwa mereka harus kehilangan
salah satu anaknya.
Lima jam berlalu, dokter keluar dari ruang operasi dengan
wajah yang terlihat tenang,
“bagaimana kedua anakku dokter?” tanya eomma park
“operasinya berhasil” ucap dokter, hingga menenangkan
hati kedua orang tua itu
“namun jonghyun harus pergi ..” ucapan dokter seketika
mampu membuat hati kedua orang tuanya hancur
“andwaeee .!!!!!!!” seketika tangis eomma pecah, ia
segera berlari menuju ruangan dimana jonghyun berada
“uri~hyunie .....”ucap eomma seraya mengelus wajah mulus
putranya yang sudah sangat pucat tersebut.
Sementara diruangan lain, jiyeon masih tertidur pasca
dilakukan operasi .
Ia tak tau apa yang terjadi pada oppanya.
Dua hari kemudian jiyeon sudah tersadar dari tidurnya,
eomma dan appanya selalu menemani dia di RS, sampai ketika ia dan eommanya
tengah berdua di taman rumah sakit tiba-tiba jiyeon yang merasa tak pernah
melihat jonghyun pun bertanya pada eomma
“eomma.. mbb~jonghyun oppa dimana? Kenapa ia tak
menjengukku setelah operasi?” pertanyaan jiyeon tersebut seketika membuat
eommanya kebingungan untuk mencari jawaban
“eh~emm oppamu sedang istirahat chagi J” jawab
eomma dengan senyum getir di bibirnya, membayangkan bagaiman reaksi jiyeon jika
tahu jong hyun sudah tidak ada.
“oh ne, aku boleh pulang besok ne eomma?” sambung jiyeon
lagi
“ne chagi~”
Ke esokan harinya ..
Jiyeon pov
Hari ini aku sudah di perbolehkan pulang oleh dokter, aku
sebal karena jong hyun oppa tak menjemputku, eomma bilang dia sedang istirahat.
Awas saja jika sampai dirumah nanti akan ku ganggu waktu
istirahatnya
Sesampainya di rumah aku merasa aneh, kenapa rumah ini
terasa sangat sepi jika oppa ada dirumah.
Saat aku ingin memasuki kamar oppa, eomma melarangku
karena katanya aku akan mengganggu oppa istirahat,
Tapi aku tak menghiraukan perkataan eomma, aku berlari
kekamarnya dan meneriakan namanya sangat keras, eomma dan appa mengejarku.
Ketika aku tiba di depan kamar oppa entah kenapa
perasaanku tidak enak, entah aku merasa takut menemuinya.
Tapi aku beanikan diri membuka pintu kamar itu,
Kosong, kamar ini kosong. Lalu dimana oppa?
“jiyeon ...?” panggil eomma
“dimana oppa, eomma?” tanyaku
“oppamu sedang istirahat chagi” jawab eomma
“eoh? Kenapa eomma selalu bilang oppa sedang istirahat?
Eomma lihat oppa tidak ada dikamarnya, dan itu berarti dia tidak sedang
istirahat” aku sedikit menaikan nada bicaraku, aku kesal karena eomma selalu
mengtakan hal yang sama jika aku menanyakan oppa
Author pov
Jiyeo terus menanyakan jong hyun pada kedua orangtuanya,
hingga akhirnya jiyeon dibawa kesuatu tempat yang dikatakan oleh appanya bahwa
disanalah jong hyun berada.
Saat tiba di tempat tujuan, jiyeon sudah merasa ada yang
tidak beres pada oppanya,
Hingga sampai ia di sebuah batu nisan yang bertuliskan
nama orang yang ia cari “LEE JONG HYUN”
Seketika kakinya lemas, ia bahkan tak mampu menopang
berat badannya sekalipun, ia menangis sejadi-jadinya “ANDWAEEEE OPPAAAA.......”
ia meneriakkan nama oppanya sekeras mungkin berharap ini semua hanya mimpi .
“chagi~ sudahlah nak, biarkan oppamu tenang disana.!”
Eomma berusaha menenangkan jiyeon dengan memeluknya.
“kenapa begini eoh?
Kenapaa oppa pergi meninggalkanku???” jiyeon terus saja meracau
menyalahkan dirinya sendiri.
--skip—
Seminggu berlalu, selama itu juga jiyeon tak pernah
meninggalkan kamar jonghyun, mengingat kenangan mereka berdua ketika jong hyun
masih disini.
Jiyeon melihat satu persatu barang-barang milik jong
hyun, sampai ia menemukan secarik kertas di atas nakas, setelah ia buka
ternyata itu surat dari jonghyun yang dia buat untuk jiyeon sehari sebelum
mereka melakukan operasi.
Sabtu, 1 Desember 2012
Annyeong yeonie J
Bagaimana kabarmu eoh?
Mungkin saat kau membaca ini aku sudah pergi, maafkan aku
yeonie aku tak bisa jadi oppa yang baik untukmu ..
Aku belum pernah melakukan hal yang berguna untukmu.
Kau tau? Aku sangat menyayangimu, aku sengaja tidak
pernah memiliki yeojachingu karena itu permintaanmu,
Kau bilang kau takut aku tak menyayangimu lagi jika aku
punya yeoja.
Ck~sungguh fikiran yang sangat kekanakkan :P
Hey~jangan menangisiku eoh.!
Aku tak mau kau menangis untukku, usap air matamu itu.
Yeonie~ya, sebenarnya aku takut meninggalkanmu,
Aku takut akan ada yang mengganggumu jika aku tidak
bersamamu,
Tapi aku yakin kau kuat, kau pasti bisa melawan
orang-orang yang selalu menggangumu itu.
Perlu kau tau, meskipun oppa tidak berada disampingmu
lagi tapi oppa akan selalu ada dalam hatimu, dan aku akan mengawasi mu dari
sini.
Jadi kau jangan macam-macam, setelah aku pergi ..
Arraseo.!!
maafkan oppa
karena tak memberi tahumu tentang rencana oppa ini.
Oppa hanya ingin kau kembali seperti dulu lagi, oppa tak
mau melihatmu terus kesakitan.
Hhhh~sudah ne chagi, oppa pegal J
Jaga dirimu baik-baik ne J
oppa sangat menyayangimu <3
Saranghae nae yeonie :**
Tangis jiyeon kembali pecah setelah selesai membaca
tulisan jong hyun, ia sungguh tak menyangka oppanya pergi begitu saja.
“oppa... aku juga sangat menyayangimu.. aku berjanji akan
menjaga diriku baik-baik demi oppa :’)”
Ucapnya seraya memeluk foto dia bersama jonghyun dahulu.
Tiga tahun berlalu.
Kini jiyeon sudah tumbuh jadi gadis dewasa yang sempurna,
hari ini ia mendatangi makam jonghyun bersama seseorang disampingnya
“annyeong oppa J oppa sedang apa eoh?” ucap jiyeon
“lihat oppa, aku datang dengan siapa? Perkenalkan dia kim
myungsoo oppa kekasihku J”
lanjut jiyeon lagi seraya menggandeng tangan namja disampingnya -myungsoo-
“anyyeong hyung J bagaimana kabarmu? Aku dan jiyeon akan segera menikah
hyung, apa kau merestui kami?” tanya myungsoo seraya tersenyum bersama Jiyeon.
Setelah selesai mereka berdua pun berpamitan pulang pada
jonghyun.
“oppa kami pulang dulu ne J” kata jiyeon sambil mencium nisan jong hyun
Merekapun meninggalkan pemakaman tersebut dengan senyum
mengembang J
“aku merestui kalian berdua J
berbahagialah yeonie” suara angin menghembus
---END---
Tidak ada komentar:
Posting Komentar